Minggu, 05 Juli 2009

keselamtan kerja

Keterampilan dan Keselamatan kerja

Keterampilan kerja meliputi pengetahuantentang cara kerja dan prakteknya serta pengenalan aspek-aspek kerja secara terperinci sampai kepada hal-hal yang kecil termasuk keselamatannya. Tingkat keterampilan kerja yang tinggi berkaitan dengan tingkat praktek keselamatan yang diharapkab dan mengecilnya kemungkinan terjadi kecelakaan. Sebaliknya kecelakaan-kecelakaan mudah sekali terjadi kepada tenaga kerja yang tidak terampil

Keterampilan dan keselamatan adalah proses belajar. Keduanya berkembang sejalan dengan meningkatkan keterampilan atas pengalaman kerja bahaya-bahaya kecelakaan mendapatkan perhatian dari tenaga kerja yang bersangkutan. Keterampilan yang tinggi adalah cermin koordinasi yang efisien di antara pikiran, fungsi alat indera dan otot-otot tubuh. Efisiensi fungsi otot-otot tubuh seperti serasi dengan usaha keselamatan kerja.

Pengenalan terhadap pekerjaan dan bahaya-bahaya kecelakaan jauh dari cukup bagi keselamatan kerja, oleh karena pengenalan bersifat pasif dan tidak bersatu dengan proses belajar dalam praktek. Maka dari itu, usaha-usaha keselamatan kerja harus dimulai dari tingkat pelatihan kepada tenaga kerja diberikan.

Namun begitu, sekalipun keterampilan tinggi, kemungkinan terjadinya kecelakaan masih ada. Dengan keterampilan, pekerjaan dilakukan secara refleks oleh karena terbiasa, sehingga segi keselamatan terabaikan. Hal ini terutama terjadi pada pekerjaan yang berulang-ulang dilakukan, terlebih bila faktor waktu sangat menentukan. Sedapat mungkin, unsur-unsur keselamatan dapat dimasukkan dalam kebiasaan –kebiasaan kerja yang terbiasa ini. Sebagai contoh adalah pemasukkan bahan ke mesin sebaiknya dilakukan dengan memakai tingkat pendorong dan bukan di dorong dengan tangan, jika mesin tersebut tidak diberi pagar pengaman.

F. Sikap Terhadap Keselamatan

Terdapat dua definisi mengenai keselamatan.

Definisi yang pertama adalah pada tingkat operasional dan meliputi keselamatan yang kompleks tenaga kerja terhadap pekerjaannya dan lingkungannya. Keseluruhan reaksi ini merupakan landasan psikologis bagi penyelenggaraan pekerjaan dan mengatur tingkah lakunya. Maka dari itu, sikap terhadap keselamatan adalah hasil dari pengaruh-pengaruh yang rumit dan kadang bertentangan dan oleh karena itu, positif dan negatifnya tergantung tergantung dari individu-individu dan keadaan. Sikap ini dapat dimantapkan oleh usaha-usaha pimpinan kelompok atau petugas keselamatan kerja. Dari itu, program keselamatan harus dilandasi pengetahuan psiko-sosial yang mendalam, agar dapat berhasil dengan baik. Sebaiknya, sikap keselamatan didasarkan atas suasana serasi di antara pengusaha dan tenaga kerja yang akan lebih positif dari pada usaha sepihak saja.

Definisi yang kedua bertalian dengan sikap tenaga kerja terhadap keselamatan atas dinamika psikologis mereka. Menurut definisi ini, faktpr-faktor seperti tekanan emosi, kelelahan, konflik-konflik kejiwaan yang laten dan tak terselesaikan, dan lain-lain mungkin berpengaruh secara negatif terhadap keselamatan. Faktor-faktor ini mungkin pula berperan dalam timbulnya kecelakaan pada tenaga kerja yang sebenarnya tidak melakukan pekerjaan yang berbahaya. Mereka disebut “korban pasif dari nasib snediri”. Definisi kedua ini sangat penting terutama pada kecelakaan-kecelakaan lalu lintas.

G. Pertentangan di Antara Produksi dan Keselamatan

Diantara kepentinga produksi dan keselamatan, terkadang terdpaat pertentangan. Dalam keadaan seperti itu, pengusaha atau buruh mengorbankan persyaratan keselamatan dan mengambil risiko terjadinya kecelakaan untuk peningkatan produktivitas. Sebagai contoh adalah, dikuranginya perawatan mesin dan peralatan kerja oleh pengusaha agar hilangnya hilangnya produksi dicegah; Peniadaan pagar-pagar pengaman atau tidak dipakainya alat-alat perlindungan diri yang dirasakan memberi hambataan. Pada keadaan disebut belakang, ancaman hukuman kurang bermanfaat dan sebaiknya usaha diadakan untuk mengubah sikap terhadap keselamatan misalnya dengan mengundang partisipasi buruh dalam memilih alat-alat proteksi perlindungan diri yang sesuai.

Juga dari pengalaman terbukti, bahwa angka kecelakaan pada pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan proses produksi yang pokok adalah lebih kecil dari pada kecelakaan pada pekerjaan-pekerjaan yang bersifat sampingan.

H. Kecelakaan dan Keampuhan Sistem

Keampuhan suatu sistem adalah besarnya kemungkinan bahwa sistem tersebut akan berfungsi secara memuaskan menurut maksud tujuannya pada keadaan-keadaan dan waktu tertentu.

Secara luas telah dimaklumi, bahwa jumlah kecelakanaan yang lebih dari angka rata-rata terjadi pada keadaan-keadaan yang menyebabkan gangguan proses produksi normal atas dasar kerusakan atau kegagalan sistem. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa peningkatan keampuhan sistem akan berakibat penguranagan peristiwa kecelakaan dan juh=ga meningkatkan produksivitas. Upaya harus diarahkan tidak hanya memperaiki standar mesin tetapi juga kemantapan komponen manusiawi dalam sistem manusia dan mesin enga epndidikan tenaga kesja dalam cara pengelolaan mesin dan peralatan kerja.

I. Komunikasi dan Keselamatan

Keampuhan suatu sistem sampai tingkat tertentu tergantung pada kualitas komunikasi yang terjadi diantara aneka unsur. Dalam industri, bentuk komunikasi di dalam suatu sistem biasnaya dirumuskan dalam ketentuan-ketentuan resmi, seperti isyarat-isyarat atau penggunaan bentuk standar untuk pengiriman keteranagn dan lain-lain.

Namun, kadang-kadang komunikasi dengan saluran tidak resmi lebih berpengaruh. Jika komunikasi resmi dan tidak resmi bertentangan, biasnaya justru sering yang tidak resmi yang diikuti oleh tenaga kerja. Di a ntara kawan sejawat, sering pula dipakai isyarat-isyarat komunikaso tersendiri. Cara-cara komunikasi tersebut terkadang lebh efektif dari pada yang resmi. Namun ada bahayanya, yaitu bial seorang tenaga kerja yang belum berpadu dengan kelempok tersebut ikut bekerja maka akan mendatangkan kecelakaan.

Maka dari itu, sistem komunikasi resmi harus cukup jelas, komperhensif dan tidak berarti jamak serta tidak rumit, agar tidak diganti dnegan isyarat-isyarat tidak resmi. Penggantian tersebut terutama harus mendapatkanperhatian pada :

a. Adanya komunikasi diantara kelompok-kelompok yang tidak sama seperti bagian administrasi dan bagian produksi.

b. Terapatnya tenaga baru yang belum memahami isyarat-isyarat tidak resmi.

Dua segi lainnya tentang komunikasi adalah singkatan informasi yang terlalu terperinci. Tenaga kerja mungkn menggunakan bentuk-bentuk singkatan untuk komunikasi, sehingga memperbaiki kecepatan kerja. Namun dengan begitu, keampuhan sistem menurun. Begitu pila dengan tingkat keselamatannya. Sebaliknya, tenaga kerja yang bekerja sesuai dengan tanda-tanda petunjuk dan panel-panel pengendali mungkin terganggu oleh banyaknya dan terperincinya informasi yang disapaikan kepada mereka. Dengan begitu, reaksi-reaksi mereka akan lebih lambat dan kurang teliti.

J. Faktir Manusiawi dan Pencegahan Kecelakaan.

Analisa kecelakaan yang ditujukkan kepada faktor manusia memiliki kerugian, tetapi mungkin memberikan bahan berguna bagi pencegahan kecelakaan. Kerugian terpenting adalah kenyataan bahwa tenaga kerja atau kelompok tenaga kerjalah yang dipersalahkan, sehingga dianggap bahwa investasi dalam keselamatan seperti pemagaran mesin untuk keselaman, kurang penting.

Sebaliknya penelitian faktor manusiawi akan memerikan kejelasan tentang kesalahan-kesalahan dalam sistem manusia-mesin, pengaruh yang tidak menguntungkan dari faktor lingkungan seperti penerangan, suhu udara, ventilasi, dan lain sebagainya, sikap kelompok, kerja yang tidak dikehendaki, dan kelemahan-kelemahan organisiasi kerja dan proses kerja. Kesemuanya ini dapat diperbaiki dengan penggunaan alat-alat keselamatan, peningkatan standar lingkungan kerja, perbaikan rosedur seleksi, pendidikan tentang praktek-praktek keselamatan, peniadaan sikap-sikap negatif melalui keserasian yang lebih baik dalam hubungan pengusaha dan buruh, dan pengaturan sitem produksi secara nasional.

Dalam hubungan kecenderungan untuk tertimpa kecelakaan atas dasar kelainan penegndalaib syaraf dan otot, sanagt baik apabila kelainan tersebut ditemukan pada pemeriksa kesehatan sebelum kerja dan tenaga kerja tersebut dihadapkan dengan bahaya-bahaya kecelakaan. Selain pemeriksaan medis, ada manfaatnya dipakai pengujian spikologis. Sabagai contoh, pengujian psikologis pada pengemudi-pengemudi kendaraan dapat menurunkan keclakaan lalu lintas. Pemeriksaan medis sendiri dapat menemukan kemungkinan penderita-penderita epilepsi, buta warna, kelainan penglihatan, dan lain-lain dan menghindari penempatan orang-orang tersebut pada pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya. Namun begitu tetap sulit untuk mendapatkan kepastian yang benar-benar tentang tingkah laku seseorang dalam keselamatan melalui pemeriksaan medis dan pengujian-pengujian kejiwaan tersebut.

A. Penerangan

Penerangan merupakan satu aspek ingkungan fisik penting bagi keselamatan kerja. Beberapa penelitian membuktikan bahwa penerangan yng tepat dan disesuaikan dengan pekerjaan berakibat produksi yang maksimal,ketidak efisienan yang minimal, dan dengan begitu secra tidak langsung membantunmengurangi terjadinya kecelakaan. Dalam hubungan kelelahan sebagai sebab kecelakaan, penerangan yang baik merupakan usaha preventif. Pengalaman menunjukkan bahwa peneranga n yang tidak memadai disertai tingkat kecelakaan yang tinggi.

Faktor-faktor dalam penerangan yang menjadi sebab kecelakaan meliputi kesilauan langsung, kesilauan sebagai pantulan dari lingkungan pekerjaan dan bayang-bayangan yang gelap. Juga perubahan yang mendadak dari keadaan terang kepada keadaan gelap dapat membahayakan. Terkadanga, kelalaian berlatar pada kesulitan penglihatan.

Contoh, seorang tenaga kerja menuruni tangga saalh injak dan terjatuh sabagai akbat adanaya bayanagan yang mengenai tangga oleh keadaan peneranagn yang buruk.

Peneranagn yang baik sangat perlu untuk mencegah kecelakaan, ditempat-tempat ydengan bahaya terkantuk, terjatuh atau terjerembab seperti pinggir pelabuhan, sepanjang rel kereta api yang dilalaui orang, di jalan-jalan, di tangga, pada tempat keluar, dan sebagainya.

Bila ruang kerja terdapat banyak orang, penerangan harus diadaakan secara baik di jalan-jalan untuk lewat, di tangga, tempat-tempat keluar, di daerah mesin-mesin dan lain-lain., sekalipun penerangn umum tidak dapat melakukannya. Maka dari itu, sering kali memerlukan pembangkit listrik khusus untuk keperluan tersebut. Terkadang cat-cat yang berlumensi dapat membantu. Tanda-tanda harus jelas dan untuk itu dipakai penerangan listrik

B. Ventilasi dan pengaturan suhu

Ventilasi umum atau setempat ada pula peranannya dalam keselamatan kerja. Demikian pula dengan pengaturan sehu udara dengan pendinginan. Misalnya, ventilasi setempat merupakan suatu cara meniadakan debu-debu eksplosif, seperti debu alumunium, magnesium, gabus, pati atau tepung dari udara. Uap-uap yang ada di udara yang dapat tebakar diturunkan keadaannya sampai atas aman oleh ventilasi umum atau dihilangkan sama sekali oleh ventilasi ke luar setempat. Pengaturan suhu udara dapat mencegah keadaan terlalu dingin atau terlalu panasyang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan.

Sistem ventilasi perlu perencanaan yang tepat, hal ini terutama perlu bagi ventilasi ke luar setempat harus diletakkan dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada uap logam atau debu yang memasukki temapt kerja atau langsung dihirup oleh tenaga kerja.

Kedinginan menjadi sebab kurangnya keterampilan tangan dan hal ini berbahaya bagi pekerjaan dengan mesin. Udara panas adalah sebab kelelahan dan kurangnya konsentrasi. Ungkin suhu udara yang tepat di tempat ekrja adalah sekitar 24-26°C suhu kering. Faktor-faktor yang luas berpengaruh kepada suhu kerja ini.

C. Kebisingan

Kebisingan mempengaruhi konsentrasi dan dapat membantu terjadinya kecelakaan. Kebisingan yang lebih dari 85 dB(A) dapat mempengaruhi daya dengar dan menimbulkan ketulian. Pencegahan terhadap kebisingan harus dimulai sejak perencanaan mesin dan dilanjutkan dengan memasang bahan-bahan yang menyerap kebisingan. Organisiasi kerja dapat diatur sedemikian rupa sehingga pekerjaan persiapan tidak dilakukan diruang yang bising. Alat-alat pelindung diri juga dapat dipergunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar