Minggu, 01 November 2009

manajemen keperawatan

1. Manajemen

Di dalam dunia keperawatan, kita mengenal dengan istilah manajemen keperawatan. Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu

a) Manajemen sebagai suatu proses,

b) Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,

c) Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science).

Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Menurut G.R. Terry, manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.

Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel, Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan. Lawrence A. Appley menyatakan bahwa manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain. Sedagkan menurut Drs. Oey Liang Lee manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Manajemen dalam keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Sedangkan manajemen keperawatan berarti Tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, organisasi, mengarahkan serta mengorganisasi sumber-sumber yang ada (dana dan daya) untuk membuat pelayanan efektif.

Manajemen dalam keperawatan mempunyai fungsi, yaitu :

a. Perenacanaan (planning), perncanaan merupakan :

1) Gambaran apa yang akan dicapai

2) Persiapan pencapaian tujuan

3) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai

4) Persiapan tindakan-tindakan

5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja

6) Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan

b. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat-alat, keuangan dan fasilitas.

c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang-orang agar mau atau suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval

d. Pengendalian atau pengawasan

e. (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang-orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.

f. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.

Prinsip yang mendasari mananejemen keperawatan.

a. Berlandaskan perencanaan.

b. Penggunaan waktu yang efektif.

c. Melibatkan pengambilan keputusan kepuasan pasien sebagai tujuan.

d. Memenuhi kebutuhan ASKEP pasien.

e. Terorganisir sesuai kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan. Prinsip Pengorganisasian.

1) The devision work (pembagian pekerjaan).

2) Koordinasi.

3) Unity of command (kesatuan komando).

4) Tujuan dan kewewenangan yang sesuai.

5) Hubungan staf dan Lini (sejajar).

6) Spain of control (ada garis kontrol).

f. Pengarahan: pendelegasian supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana.

g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk penampilan kerja yang baik.

h. Menggunakan komunikasi yang efektif.

i. Pengembangan staf.

j. Pengendalian.

Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.

Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.

Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.

Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:

a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan

b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa

c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat

d. Menerima akuntabilitas untuk hasil-hasil keperawatan

e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:

a. Manajemen operasional.

Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:

1) Manajemen puncak

2) Manajemen menengah

3) Manajemen bawah

Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah

1) Kemampuan menerapkan pengetahuan.

2) Ketrampilan kepemimpinan.

3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin.

4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen.

b. Manajemen asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

Persyaratan Ruangan Menjalankan MPKP

Syarat-syarat Ruangan menjalankan MPKP adalah sebagai berikut:

1) Memiliki fasilitas perawatan yang memadai.

2) Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada.

3) Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi.

4) Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer.

2. Tujuan Manajemen berdasarkan (SMART)

Ada banyak jenis tujuan atau sasaran pada beragam jenis organisasi. Sebagian sasaran bersifat jangka pendek dan spesifik (misalnya, mulai bulan depan kita akan meningkatkan produksi menjadi 2 unit per karyawan per jam) dan sebagian lagi bersifat jangka panjang dan luas (misalnya, dalam lima tahun ke depan kita akan menjadi organisasi-yang-belajar), namun sebagian lagi sukar dicapai dan sering salah interpretasi (misalnya, semua karyawan perlu menunjukkan jiwa entrepreneur). Ada sasaran yang bisa dicapai relatif mudah (misalnya, staf resepsionis harus menjawab telepon dalam deringan ketiga), tapi lainnya hampir tak mungkin dijalankan (semua karyawan akan menguasai 5 bahasa pelanggan sebelum akhir tahun fiskal ini).

Maksud dari menetapkan sasaran tentu saja adalah untuk mencapai sasaran tersebut. Sasaran atau tujuan yang di pakai dalam dunia keperawatan salah satunya adalah sasaran yang smart — SMART juga singkatan yang bisa berguna yang menggambarkan 5 karakteristik sasaran yang terancang secara baik.

Specific (S): Sasaran haruslah jelas dan tidak ambigu. Jika sasaran ditetapkan secara spesifik, artinya berbicara kepada karyawan apa sesungguhnya yang diinginkan, kapan dan seberapa banyak. Karena sasaran ditetapkan secara spesifik, Anda bisa dengan mudah mengukur kemajuan karyawan terhadap penyelesaiannya.

Measurable (M): Apa gunanya ada sasaran tapi tidak bisa terukur? Jika sasaran Anda tak terukur, Anda tak akan pernah tahu apakah karyawan Anda sedang melakukan kemajuan terhadap kesuksesan penyelesaiannya. Tidak hanya itu, suatu tantangan tersendiri bagi karyawan untuk tetap termotivasi menyelesaikan sasaran atau tujuan perusahaan jika mereka tidak memiliki patokan-patokan yang mengidikasi kemajuannya.

Attainable (A): Sasaran haruslah realistik dan bisa dijalankan oleh rata-rata karyawan. Sasaran yang baik adalah bisa memberikan peluang karyawan untuk sedikit meregang saat menuju pencapaiannya, tanpa perlu menjadi ekstrim. Yaitu, sasaran tidak diluar jangkauan dan tidak dibawah standar kinerja. Sasaran yang terlampau tinggi atau rendah akan menjadi tak berarti, dan karyawan biasanya cenderung mengabaikan.

Relevant (R): Sasaran harus menjadi alat yang penting dalam skema besar usaha perusahaan mencapai visi dan misinya. Mungkin Anda mendengar bahwa 80 persen produktifitas pekerja berasal hanya dari 20 persen aktifitas mereka. Anda bisa menduga kemana larinya 80 persen aktifitas kerja itu! Konsep relasi ini berasal dari aturan 20 atau 80 yang diungkapkan oleh ekonomis Italia Vilfredo Pareto. Aturan ini, yang menyatakan bahwa 80 persen kekayaan dari sebagian besar negara dipegang hanya oleh 20 persen populasi, telah diterapkan di banyak bidang sejak penemuannya. Sasaran yang relevan harus mengarah ke 20 persen aktifitas kerja yang memiliki dampak besar pada kinerja dan membawa organisasi Anda lebih dekat ke arah visinya. (Sumber: Blanchard, Schewe, Nelson, & Hiam, Exploring the World of Business.)

Time-bound (T): Sasaran harus memiliki titik awal, titik akhir, dan rentang waktu yang tetap. Komitment atas tenggat waktu membantu karyawan agar fokus pada usaha-usaha menyelesaikan sasaran pada atau sebelum tanggal yang ditentukan. Sasaran tanpa tenggat waktu atau jadwal untuk penyelesaian cenderung terambil alih oleh masalah-masalah sehari-hari yang secara bervariasi muncul dalam organisasi.

Sasaran yang SMART menghasilkan pengorganisasi yang smart pula. Dengan metode ini, dapat mencegah terjadinya manager menolak bekerja sama dengan karyawannya untuk menetapkan sasaran secara bersama begitu pua sebaliknya. Akibatnya adalah sasaran menjadi tak jelas, ambigu, tak realistik, tak ada hubungannya dengan visi organisasi, tak terukur, dan menurunkan motivasi.

3. Tugas kepala bidang

Dalam manajemen banyak aktifitas penting : Mengelola Asuhan keperawatan secara efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di RS dengan jumlah tenaga keperawatan dan fasilitas yang ada. Dalam dunia keperawatan juga ada yang disebut sebagai kepala bidang keperawatan. Kepala bidang keperawatan merupakan unsur pembantu direktur dibidang keperawatan yang dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada direktur. Kepala bidang keperawatan mempunyai tugas :

a. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan program keperawatan,

b. Mengelompokkan dan membagi kegiatan.

c. Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga di RS.

d. Menciptakan hubungan antara kepala-staf.

e. Memudahkan tugas dan memudahkan pengawasan.

Sedangkan fungsi kepala bidang keperawatan sendiri yaitu :

a. Pengkoordinasian perencanaan program keperawatan.

b. Penyelenggaraan bimbingan tehnis pelaksanaan asuhan, etika dan mutu keperawatan.

c. Pengawasan, pengendalian, penilaian kinerja tenaga keperawatan.

d. Pengelolaan pengunaan sarana peralatan keperawatan.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Prinsip untuk memberikan pelayanan optimal, yaitu dengan cara:

a. Pembagian Kerja

1) Pendidikan dan pengalaman kerja karyawan.

2) Peran dan fungsi perawat di RS.

3) Ruang lingkup tugas kabid keperawatan dan kedudukan dalam organisasi.

4) Batas wewenang dan tanggung jawab.

5) Hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan. Untuk mendegelasikan seseorang, kita harus mengetahui beberapa faktor pendelegasian yaitu :

a) Job dikripsi.

b) Pengembangan prosedur.

c) Deskripsi hasil kerja.

d) Jumlah tugas.

e) Perincian aktivitas atau ruangan.

f) Perincian tugas yang jelas.

g) Variasi tugas.

h) Penggolongan tugas berdasarkan kesulitan atau waktu.

b. Pendelegasian Tugas

Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf dalam batas-batas tertentu. Pendelegasian tergantung :

1) Sifat kegiatan.

2) Kemampuan staf.

3) Hasil yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil yang di harapkan maka kita harus menentukan langkah yang akan dilakukan, yaitu :

a) Tetapkan tugas.

b) Pilih orangnya.

c) Uraikan hasil spesifik.

d) Jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab staf.

e) Kesimpulan staf tentang tanggung jawabnya.

f) Waktu untuk mengontrol.

g) Berikan dukungan.

h) Evaluasi hasil.

c. Koordinasi

Keselarasan tindakan, usaha dan sikap dan penyesuaian antara tenaga diruangan keperawatan. Adapun manffat dari kita melakukan koordinasi yaitu :

1) Menghindari perasaan lebih penting dari yang lain.

2) Menumbuhkan rasa saling membantu.

3) Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf.

d. Manajemen Waktu

Pengelolaan waktu dalam memberikan pelayanan keperawatan yang optimal:

1) Analisa waktu yang digunakan.

2) Memeriksa kembali porsi aktivitas.

3) Menentukan prioritas pekerjaan.

4) Mendelegasikan.

Tetapi sering di jumpai beberapa hambatan pada manajemen waktu, diantaranya:

1) Terperangkap dalam pekerjaan.

2) Menunda karena takut salah.

3) Tamu yang tidak terencana.

4) Telepon.

5) Rapat yang tidak produktif.

6) Tidak dapat mengatakan tidak.

Dalam mengelempokkan dan membagi tugas, kepala bidang harus mengetahui pengaturan proses mobilisasi potensi, proses motivasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan untuk tercapainya tujuan individu, organisasi dimana di berkarya. Hal tersebut meliputi :

a. Rekrut Tenaga Dan Seleksi

Tugas yang sulit dan mencemaskan. Hal yang perlu diperhatikan :

1) Profil karyawan keperawatan saat itu.

2) Program recruiting.

3) Metode recruiting.

4) Program pengembangan tenaga baru.

5) Prosedur penerimaan.

6) Data biografi.

7) Surat rekomendasi.

8) Wawancara.

9) Psychotest.

b. Orientasi Dan Pengembangan

1) Orientasi Institusi

a) Misi, visi Rumah Sakit.

b) Struktur dan kepemimpinan.

c) Kebijakan Rumah Sakit.

d) Evaluasi kerja.

e) Pengembangan staf.

f) Hubungan antara karyawan.

2) Orientasi Pekerjaan

a) Job deskripsi.

b) Prosedur pekerjaan.

c) Kebijakan.

d) Orientasi tempat atau fasilitas yang ada.

3) Pengembangan
Pengembangan tenaga baru berlaku setelah masa orientasi.

4) Penghargaan

a) Promosi.

- Kenaikan pangkat.

- Penempatan.

b) Mutasi
Pemindahan dari pekerjaan atau jabatan yang baru ke pekerjaan atau jabatan lain.

Hal ini bertujuan untuk :

- Mengurangi kejenuhan.

- Pengembangan.

Hambatan dalam mengelempokkan dan membagi tugas yaitu :

a. Kemangkiran.

1) Tempat tinggal jauh.

2) Kelompok karyawan yang banyak.

3) Sakit.

b. Turn-over.

Rata-rata turn-over pertahun dibagi jumlah tenaga perunit di kali 100. Mengurangi Turn Over

1) Penerimaan karyawan.

2) Peningkatan tugas.

3) Perubahan job deskripsi.

4) Pengembangan.

c. Kejenuhan

Keadaan dimana individu merasa dirinya kurang kemampuannya, kerja keras tapi kurang produktif.

1) Peran dan fungsi yang kurang jelas.

2) Merasa terisolasi.

3) Beban kerja berlebihan.

4) Terlalu lama pada suatu bagian.

Dalam fungsi kepala bidang yaitu penyelenggaraan bimbingan tehnis pelaksanaan asuhan, etika dan mutu keperawatan, harus melakukan pengembangan dan pengawasan, pengendalian, penilaian kinerja tenaga keperawatan maka harus melakukan pengembangan tenaga kerja. Hal ini bertujuan membantu individu dalam meningkatkan diri dalam :

a. Menambah pengetahuan.

b. Menambah ketrampilan.

c. Pelayanan dibidangnya.

Adapun jenis pengembangan yaitu :

a. Introduksi training untuk staf baru.

b. Orientasi.

c. In house education on the job.

d. Pendidikan berkelanjutan.